Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar peserta didik dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang mengutamakan kerja sama untuk menyelesaikan sebuah permasalahan.
Model ini berguna untuk menciptakan kolaborasi antar peserta didik dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk tujuan tertentu.
Lalu, seperti apakah model pembelajaran kooperatif itu?
Bagaimana langkah-langkah untuk menrapkan model pembelajaran ini?
Selengkapnya, silakan simak penjelasan berikut ini.
Daftar Isi:
- Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
- Unsur Model Pembelajaran Kooperatif
- Sintak Model Pembelajaran Kooperatif, dan
- Jenis Model Pembelajaran Kooperatif
Pengertian Menurut Para Ahli
Berikut adalah pengertian model pembelajaran kooperatif menurut beberapa ahli.
1. Slavin (2005)
Model pembelajaran kooperatif merujuk pada macam model pembelajaran di mana peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil yang bersifat heterogen, terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk membantu satu sama lain dalam memahami materi pelajaran.
2. Suprijono (2009)
Model pembelajaran kooperatif merupakan jenis kerja kelompok yang berbentuk kegiatan terbimbing dan terarahkan oleh guru.
Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam penyelesaian masalah untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3. Hamdani (2011)
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik dalam bentuk kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan.
Baca Juga: Macam-Macam Metode Pembelajaran
Unsur-Unsur Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam model pembelajaran kooperatif, terdapat unsur-unsur sebagai berikut.
- Saling ketergantungan antar peserta didik. Saling ketergantungan dalam hal ini lebih bersifat positif dengan pembagian peran yang jelas antar setiap anggota kelompok dalam mencapai tujuan pembelajaran.
- Interaksi antar peserta didik. Melalui kerja sama, peserta didik akan saling berinteraksi dan mendukung dalam menyelesaikan tugas kelompok.
- Pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas. Unsur ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap peran yang diembannya.
- Kegiatan kelompok yang dapat mengasah keterampilan berkomunikasi, sikap toleran terhadap perbedaan, dan sikap saling menghargai pendapat.
Sintak Model Pembelajaran Kooperatif
1. Fase Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan Memberikan Motivasi
Pada fase awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi melalui berbagai cara.
Tujuan pembelajaran sangatlah penting untuk disampaikan kepada pesera didik agar tercapai hasil yang maksimal.
Selain itu, motivasi juga perlu diberikan dengan beberapa cara, seperti penayangan video yang sesuai materi, maupun penyampaian manfaat dari materi yang akan dipelajari.
2. Fase Penyajian Informasi
Sebagai guru, kamu dapat menyajikan informasi kepada peserta didik dengan membuat demonstrasi sederhana yang berkaitan dengan materi ajar.
Selain itu, kamu juga dapat menyajikan informasi dalam bentuk bacaan berupa artikel dari internet, surat kabar, jurnal dan lain sebagainya.
3. Fase Pengorganisasian dan Pembentukan Kelompok
Dalam fase ini, kamu dapat menjelaskan langkah dalam pembentukan kelompok belajar.
Sebagai guru, berikan arahan dan bantuan kepada setiap kelompok belajar agar terbentuk kelompok yang efektif dan efisien.
Pembuatan kelompok belajar dapat dibuat secara homogen ataupun heterogen seseuai karakteristik yang dimiliki peserta didik.
4. Fase Pembimbingan Kelompok Belajar
Guru memberikan bimbingan kepada setiap kelompok belajar pada saat proses diskusi dalam penyelesaian tugas berlangsung.
Guru berhak mengingatkan siswa yang tidak aktif dalam diskusi kelompok.
Hal ini untuk mendorong setiap siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
5. Fase Evaluasi
Fase ini memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan hasil kerja yang telah diselesaikan.
Pada fase ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik berkaitan dengan materi yang didiskusikan dan dipelajari saat itu.
6. Fase Apresiasi atau Pemberian Penghargaan
Inilah fase terakhir dalam pembelajaran kooperatif.
Pada fase ini, guru dan siswa diberikan kesempatan untuk memberikan pengahrgaan atau apresiasi terhadap individu atau kelompok yang telah berhasil melakukan kerja sama secara baik dalam menyelesaikan tugasnya.
Baca Juga: Macam-Macam Gaya Belajar
Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif
1. Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) akan terpusat pada aktivtas dan interaksi antar peserta didik dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Tipe ini merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Aktivitas dan interaksi para peserta didik yang tercipta diharapkan mampu memotivasi dan membantu dalam penyelesaian penugasan kelompok.
Interaksi ini juga mengarahkan peserta didik untuk memahami materi pembelajaran yang ada.
- Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok kecil dengan komposisi heterogen berdasarkan pada latar belakang, tingkat kemampuan belajar, dan jenis kelamin.
- Guru memberikan informasi terkait materi pelajaran yang akan dipelajari.
- Setiap peserta didik dalam kelompok kecil melakukan diskusi untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok telah memahami materi yang disampaikan guru.
- Selanjutnya, guru memberikan evaluasi berupa tes terstruktur atau kuis kepada setiap peserta didik secara mandiri.
- Perolehan nilai dari kuis dan evaluasi setiap peserta didik akan dirata-rata dalam satu kelompok tersebut. Penghitungan skor dapat dilakukan oleh masing-masing kelompok.
- Perolehan skor yang diperoleh setiap kelompok akan dibacakan oleh guru. Untuk kelompok dengan hasil yang paling baik dapat diberikan reward oleh guru. Guru juga dapat memberikan penghargaan yang sesuai kepada kelompok lainnya.
Baca Juga: Mengenal Model Pembelajaran Blended Learning
2. Tipe Teams Games Tournament
Sesuai dengan namanya, tipe pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) merupakan tipe belajar dengan pendekatan proses turnamen atau lomba dalam bidang akademik.
Praktik turnamen akademik ini berlangsung dengan menggunakan sistem kuis, di mana setiap kelompok belajar akan saling berkompetisi untuk mendapatkan skor terbanyak.
Setiap kelompok mengirimkan setiap anggotanya untuk menjadi wakil dalam turnamen.
Dalam pelaksanaannya, guru dapat memastikan bahwa peserta didik yang berkompetisi memiliki kemampuan yang setara agar tercipta kempetisi yang fair.
Adapun persiapan yang dapat dilakukan oleh guru agar pembelajaran tipe ini berjalan dengan baik adalah sebagai berikut.
1. Pembentukan Kelompok yang Kompleks
Sebagai guru, kamu dapat melakukan perangkingan kemampuan terhadap peserta didik.
Hal ini dapat membantu kamu dalam membentuk kelompok belajar yang kompleks dengan komposisi yang heterogen.
Diharapkan tingkat kemampuan dalam setiap kelompok bisa merata, mulai dari peserta didik yang unggul, sedang, hingga kurang.
2. Membuat Sistem dan Aturan Turnamen yang Jelas
Sistem dan aturan yang jelas patut disampaikan kepada peserta didik sebelum kegiatan turnamen dimulai.
3. Membuat Kartu Soal atau Pertanyaan
Buatlah soal yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
Dengan demikian, peserta didik dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi tersebut.
4. Menyusun Bahan Diskusi Kelompok
Bahan diskusi yang disusun dapat dibuat dalam bentuk lembar kerja atau bahan bacaan yang menjadi acuan diskusi dalam memahami materi ajar.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, terdapat langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1. Tahap Penyampaian Materi Ajar
Dalam tahap ini, guru dapat menyampaikan materi ajar sebagai stimulus proses belajar yang akan dilakukan dalam kelompok.
Di sini, guru hanya sebatas memberikan gambaran umum terkait materi tersebut secara kelompok.
Secara mandiri, peserta didik akan mengkaji lebih dalam materi bersama anggota kelompok melalui diskusi.
2. Tahap Turnamen
Dalam tahap ini, Setiap kelompok mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti turnamen.
Perwakilan kelompok harus memiliki kesetaraan dalam kemampuan akademis.
Dalam pelaksanaan turnamen, peserta didik harus menjawab pertanyaan yang diajukan.
Seluruh peserta turnamen saling berkompetisi untuk mengumpulkan skor terbanyak dengan menjawab pertanyaan secara tepat.
Peserta didik dengan skor terbanyak akan masuk babak selanjutnya hingga pada babak final.
Di akhir turnamen, akan ada dua peserta didik yang akan merebutkan kedudukan sebagai pemenang.
Siapa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan mendapat skor terbanyak, dialah yang berhak menjadi pemenang.
3. Tahap Penghargaan
Setelah didapatkan pemenang dalam turnamen, guru memberikan penghargaan atau reward kepada peserta didik dan kelompok yang berhasil mengumpulkan skor terbanyak.
Penghargaan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi terhadap hasil usaha yang dicapai dan motivasi bagi kelompok lain agar belajar lebih giat pada pembelajaran berikutnya.
Baca Juga: Mengenal Model Pembelajaran Discovery Learning
3. Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan proses pembelajaran secara berkelompok di mana setiap peserta didik memainkan perannya masing-masing.
Dalam praktiknya, setiap peserta didik dalam kelompoknya akan memberikan sumbangsih dalam bentuk informasi, pengalaman, ide, sikap, pendanpat, hingga keterampilan yang dimiliki.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengembangkan kemampuan seluruh peserta didik.
Pada pembelajaran tipe jigsaw, peserta didik akan dimungkinkan masuk ke dalam dua kelompok, yakni kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal merupakan kelompok awal yang terbentuk di awal pembelajaran.
Sedangkan kelompok ahli merupakan kelompok dengan dasar satu tema tertentu.
Pada kelompok ahli, peserta didik akan membahas satu tema hingga benar-benar jelas dan dapat dipahami secara dalam oleh anggota kelompok ahli tesebut.
Berikut adalah langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengarahkan peserta didik sesuai dengan aktivitas pembelajaran yang akan dilaksanakan.
- Guru bersama peserta didik membentuk kelompok asal. Setelah terbentuk kelompok asal, maka dapat dilakukan pembagian materi sehingga setiap peserta didik memiliki satu materi yang harus dipelajari.
- Selanjutnya peserta didik diberi kesempatan untuk membentuk kelompok ahli sesuai dengan materi yang telah didapatkan masing-masing peserta didik pada kelompok asal.
- Guru bertindak sebagai pengawas dalam proses diskusi dan tukar ide maupun pendapat terkait materi yang dibahas pada kelompok ahli. Hal tersebut dilakukan hingga semua peserta didik dalam kelompok ahli benar-benar paham dengan materi yang dibahas.
- Peserta didik dipersilakan untuk kembali pada kelompok asal. Pada kelompok asal, setiap peserta didik wajib menyampaikan materi yang telah dibahas di kelompok ahli. Dari proses tersebut, semua anggota kelompok asal akan memperoleh materi yang utuh dan mendalam.
- Guru dapat melakukan evaluasi dengan pemberian kuis singkat untuk melihat hasil dari proses diskusi, baik dari kelompok ahli maupun kelompok asal.
Baca Juga: Mengenal Apa itu Pendekatan Saintifik
Nah, itulah penjelasan mengenai model pembelajaran kooperatif.
Agar lebih variatif, guru bisa menerapkan beberapa jenis model pembelajaran kooperatif di atas secara bergantian.
Dengan demikian, peserta didik bisa lebih terlatih untuk bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan.
Sekian, semoga bermanfaat.