Pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan pembelajarannya.
Peserta didik diberikan ruang untuk bereksplorasi terhadap materi pembelajaran, termasuk dalam kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, serta mengomunikasikan.
Lalu, seperti apakah proses pendekatan saintifik itu?
Bagaimana cara menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah?
Langsung saja, simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
Daftar Isi:
Pengertian Menurut Para Ahli
1. Kemendikbud
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah salah satu model pembelajaran yang dalam prosesnya memuat kaidah-kaidah keilmuan, mulai dari pengumpulan data dengan observasi, menanya, melakukan eksperimen, mengolah informasi atau data, hingga mengomunikasikan.
2. Rusman
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan ruang pada peserta didik secara luas untuk melakukan eksplorasi dan elaborasi materi pembelajaran, serta mampu mengaktualisasikan kemampuan melalui kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru.
Baca Juga: Macam-Macam Metode Pembelajaran
Tujuan Pendekatan Saintifik
Model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Tujuan pendekatan ini salah satunya adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diharapkan di antaranya adalah berpikir kritis, analitis, sintesis, serta mampu menciptakan ide-ide orisinil yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.
2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif
Dengan menerapkan pendekatan ini, guru berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif melalui rangkaian aktivitas yang dirancang secara sistematis.
Dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, diharapkan pula terciptanya lingkungan belajar yang aktif dan produktif.
3. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Sistematis
Pendekatan saintifik memiliki karakteristik utama berupa tahapan pembelajaran yang berlangsung berjalan dengan runtut dan sistematis.
Hal tersebut mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir sistematis pada diri peserta didik, baik kemampuan dalam memahami sebuah masalah, maupun kamampuan dalam menyelesaikan masalah.
4. Meningkatkan Pemahaman Konsep
Dalam praktiknya, pendekatan saintifik mengarahkan aktivitas pembelajaran untuk menemukan dan mengembangkan konsep secara mandiri.
Peserta didik dapat memperoleh konsep dan pemahaman secara bermakna melalui pendekatan ini.
Peserta didik tidak hanya menerima konsep dalam bentuk hafalan, tetapi mereka juga mendapatkan pemahaman secara mendalam terhadap konsep tersebut.
5. Meningkatkan Motivasi Belajar
Sebagai bentuk aktivitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, diharapkan pendekatan ini mampu meningkatkan motivasi belajar.
Rangkaian pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk lebih aktif dan inovatif ini dapat menciptakan suasana belajar yang tidak monoton, sehingga peserta didik tidak merasa bosan.
6. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Pendekatan ini diharapkan dapat menghadirkan proses belajar yang dapat memberikan stimulus kepada peserta didik agar lebih aktif dalam berkomunikasi lewat penyampaian ide, diskusi pemecahan masalah, diskusi pengolahan data, hingga cara mengomunikasikan hasil pembelajaran secara lisan maupun tulisan.
Baca Juga: Model Pembelajaran Blended Learning
Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik
1. Mengamati (Observing)
Langkah pertama pada pendekatan ini adalah proses mengamati.
Melalui pengamatan, peserta didik dapat menemukan fakta bahwa terdapat hubungan antara objek pengamatan dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari bersama guru.
Kegiatan pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu ataupun tidak.
Pengamatan dengan alat bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat untuk kegiatan praktik, misalnya seperti mikroskop dan sebagainya.
Sedangkan jika tidak menggunakan alat, maka bisa melakukan observasi langsung, mendengarkan penjelasan guru, menonton tayangan video atau gambar yang relevan, atau dengan mendengarkan informasi dari radio dan sumber informasi lainnya.
Hasil belajar yang diperoleh pada tahap ini dapat berbentuk perhatian peserta didik ketika melakukan pengamatan terhadap suatu objek, membaca suatu sumber tulisan, atau mendengar suatu penjelasan.
Kamu juga dapat melihat hasil belajar peserta didik dari catatan yang dibuat ketika proses pengamatan berlangsung.
Ketepatan waktu yang digunakan dalam kegiatan observasi juga bisa digunakan sebagai bentuk pencapaian hasil belajar mereka.
Baca Juga: Macam-Macam Gaya Belajar
2. Menanya (Questioning)
Kegiatan menanya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam membuat dan mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi yang dipelajari.
Kegiatan ini memiliki kaitan dengan diskusi terkait informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diperoleh, ataupun bentuk klarifikasi dari informasi yang belum jelas.
Kamu harus memiliki kesiapan yang matang dalam menentukan cara atau pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik peserta didik serta relevan dengan materi, sehingga peserta didik akan tertarik dan terstimulus dengan baik dalam kegiatan ini.
Hal tersebut juga akan mendorong banyaknya pertanyaan yang muncul dari peserta didik.
Nah, pada kegiatan kali ini, hasil belajar yang dapat kamu cermati dari peserta didik adalah bagaimana jenis dan kualitas pertanyaan yang muncul.
Jenis pertanyaan dapat berupa pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, atau hipotetik.
Sebaiknya, kamu memiliki kemampuan dalam menganalisis jenis dan kualitas pertanyaan sehingga dapat melakukan penilaian terhadap pertanyaan yang diajukan secara komprehensif.
3. Mengumpulkan Informasi atau Mencoba (Experimenting)
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan bertanya di tahap sebelumnya.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggali atau mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dengan berbagai cara.
Kegiatan ini dapat meliputi:
- Kegiatan mengeksplorasi
- Mencoba
- Berdiskusi
- Mendemonstrasi
- Meniru
- Melakukan eksperimen
- Membaca sumber selain buku paket
- Mengumpulkan data melalui angket
- Wawancara narasumber
- Dan sebagainya
Hasil belajar yang dapat kamu amati pada tahap ini adalah jumlah dan kualitas sumber informasi yang telah dikaji oleh peserta didik, kelengkapan informasi yang dikumpulkan, validitas informasi yang diperoleh, serta instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data atau informasi.
Baca Juga: Model Pembelajaran Discovery Learning
4. Menalar (Assosiating)
Tahapan penalaran merupakan suatu proses berpikir yang logis dan sistematis terhadap fakta yang dapat diamati guna memperoleh simpulan dalam bentuk pengetahuan.
Kegiatan yang dapat dilakukan di antaranya adalah:
- Mengolah informasi yang telah terkumpul.
- Menganalisis data dengan membuat kategorisasi atau pengelompokan.
- Menghubungkan fenomena atau informasi ke dalam suatu pola, dan
- Membuat kesimpulan.
Guru dapat mengarahkan peserta didik dalam melakukan diskusi terkait topik yang dibahas.
Lebih lanjut, guru dapat melakukan penilaian pada tahap ini berupa proses mengembangkan interpretasi, argumentasi serta kesimpulan terkait informasi dari dua fakta atau konsep.
Pada tahap selanjutnya, guru harus mampu memberikan penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam mensintesiskan argumentasi serta pembuatan kesimpulan terkait jenis fakta, konsep, atau pendapat.
Selanin itu, hasil belajar lainnya dapat berbentuk struktur baru, pengembangan interpretasi, argumentasi, serta penarikan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan.
Baca Juga: Model Pembelajaran Kooperatif
5. Mengomunikasikan (Communicating)
Pada tahap akhir, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan hasil dari proses belajar yang telah dilakukan.
Peserta didik dapat mengomunikasikannya dalam bentuk laporan atau makalah yang di dalamnya memuat bagan, diagram, atau grafik.
Pada tingkat lanjut, peserta didik dapat menyusun hasil pembelajaran dalam bentuk laporan tertulis dan menyajikannya secara sistematis mulai dari proses, hasil, hingga kesimpulan secara lisan dengan mempresentasikannya di depan kelas.
Hasil belajar yang dapat dilihat dari tahap ini adalah kemampuan dalam menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan, grafik, media elektonik, maupun bentuk kreatif lainnya.
Adapun bentuk fisik yang dapat guru nilai secara langsung misalnya berupa laporan tertulis, karya ilmiah, atau video yang diunggah di media sosial.
Nah, itulah penjelasan tentang pendekatan saintifik.
Dengan menerapkan pendekatan saintifik, peserta didik diharapkan bisa terbiasa menggunakan kaidah-kaidah ilmiah dalam menyelesaikan sebuah permasalahan di lingkungannya.
Jika ada pertanyaan terkait dengan pendekatan saintifik, kamu bisa bertanya melalui kotak komentar di bawah ini.
Sekian, semoga bermanfaat.