Blended learning adalah gabungan proses pembelajaran konvensional (tatap muka) dan pembelajaran online dengan memanfaatkan teknologi sebagai medianya.
Metode ini bisa digunakan oleh guru untuk meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik di sekolah.
Lalu, seperti apa sih blended learning itu?
Bagaimana tahap pelaksanaannya?
Langsung saja, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Daftar Isi:
- Pengertian Blended Learning
- Tahapan Blended Learning
- Kelebihan Blended Learning
- Kekurangan Blended Learning
- Yang Perlu Disiapkan untuk Blended Learning
Pengertian Menurut para Ahli
Berdasarkan pendapat para ahli, blended learning memiliki pengertian sebagai berikut:
- Bonk dan Graham (2006) memberikan definisi blended learning sebagai kombinasi instruksi model belajar sistem tradisional dengan sistem terdistribusi yang menekankan pada peran teknologi komputer.
- Heinze A dan Procter C (2010) berpendapat bahwa blended learning merupakan perpaduan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pengalaman belajar untuk para peserta didik.
- Thorne (2013) memberikan definisi blended learning sebagai campuran dari pembelajaran berbasis teknologi dan multimedia, seperti kelas virtual, video streaming, atau animasi teks online yang digabungkan dengan model pembelajaran tradisional di kelas.
- Garner dan Oke (2015) mengartikan bahwa blended learning adalah proses pembelajaran yang dirancang dengan menggabungkan pembelajaran secara tatap muka dengan pembelajaran online sebagai cara dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Baca Juga: Macam-Macam Gaya Belajar
Tahapan Blended Learning
1. Seeking of Information
Tahap pertama adalah mencari informasi dari berbagai sumber yang tersedia, baik secara online maupun offline.
Proses pencarian informasi harus berdasarkan pada relevansi, validitas, reliabilitas, serta kejelasan akademis.
Tahap ini merupakan kegiatan awal atau sering disebut tahap apersepsi pada pembelajaran tatap muka (face to face).
Dalam pembelajaran online, peserta didik akan diminta untuk mencari berbagai informasi terkait materi pembelajaran melalui mesin pencari, seperti Google, Microsoft Bing, dll.
Sebagai tambahan, guru dapat memberikan rekomendasi website yang relevan dengan materi belajar sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.
2. Acquisition of Information
Tahap selanjutnya, peserta didik diharapkan dapat menemukan, memahami, serta mengelaborasi informasi berdasarkan ide atau gagasan yang telah mereka ketahui sebelumnya.
Melalui proses tersebut, peserta didik bisa melakukan interpretasi informasi dari beberapa sumber yang ditemui.
Peserta didik diharapkan mampu mengomunikasikan ide atau gagasan dari hasil interpretasinya secara online maupun offline.
Bentuk pengkomunikasiannya pun beragam, seperti penyajian dalam bentuk grafik, presentasi, tabel, ataupun laporan tertulis.
Secara online, tahap ini dapat dilakukan dengan diskusi online melalui platform video conference seperti zoom, google meet, maupun platform lainnya.
Apabila dilakukan secara offline, kamu dapat menerapkan tahapan ini dengan menggunakan diskusi kelompok yang terarah.
3. Synthesizing of Knowledge
Pada tahap ini, dilakukan proses rekonstruksi pengetahuan.
Singkatnya, peserta didik akan merancang dan menjelaskan kembali informasi yang diperoleh di tahap sebelumnya.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan proses asimilasi dan akomodasi berdasarkan hasil analisis, diskusi kelompok, serta penarikan kesimpulan dari informasi yang diperoleh.
Dalam kegiatan pembelajaran offline, tahap ke-3 ini dapat dilakukan melalui aktivitas presentasi dan diskusi di dalam kelas.
Jika kamu mengaplikasikannya dalam pembelajaran online, maka kamu dapat mengarahkan peserta didik untuk membuat unggahan tugas seperti dalam bentuk laporan, makalah, atau bentuk penugasan lainnya.
Pada tahap ini, kegiatan pembelajaran bertujan untuk dapat memastikan bahwa seluruh peserta didik mampu memahami materi pembelajaran yang telah ditugaskan baik secara online maupun offline.
Baca Juga: Model Pembelajaran Kooperatif
Kelebihan Blended Learning
Blended learning memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Meningkatkan Daya Literasi Terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi
Secara tidak langsung model pembelajaran ini mengarah pada proses pengasahan literasi terhadap teknologi informasi dan komunikasi pada guru dan peserta didik.
Sebagai fasilitator, guru untuk dituntut mampu menghadirkan pembelajaran yang ramah teknologi.
Peserta didik pun diberikan kesempatan untuk memanfatkaan teknologi dalam pencarian informasi, pengembangan informasi, hingga pengembangan pengetahuan baru.
Hasil akhirnya, aktivitas dengan model pembelajaran ini mengarahkan pada individu yang melek teknologi dan memiliki daya literasi yang baik.
2. Memberikan Pengalaman Belajar yang Variatif
Gabungan pembelajaran secara offline dan online akan membuat proses pembelajaran jadi lebih variatif dan menarik.
Model pembelajaran ini mampu menghilangkan kesan monoton dan membosankan.
Dengan menerapkan model pembelajaran variatif seperti ini, peserta didik akan lebih tertarik dengan kegiatan belajar, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
3. Menghadirkan Proses Pembelajaran yang Fleksibel
Penggabungan pembelajaran secara online dan offline dapat menghadirkan proses pembelajaran yang fleksibel.
Proses pembelajaran yang fleksibel dapat dihadirkan melalui pembelajaran online yang tidak terbatas tempat dan waktu.
Pada pembelajaran online, hal penting yang perlu kamu perhatikan adalah kesiapan dan kemampuan fokus peserta didik, karena hal tersebut dalah faktor penting yang akan mempengaruhi hasil belajar mereka.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Pendekatan Saintifik
Kekurangan Blended Learning
Selain memiliki beberapa kelebihan seperti yang dijelaskan di atas, blended learning juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
1. Sulit Melakukan Kontrol Terhadap Pembelajaran Online
Proses pembelajaran yang tidak tentu tempat dan waktunya, pasti akan sulit untuk dilakukan kontrol terhadap aktivitas peserta didik.
Kesulitan ini juga menyebabkan guru tidak dapat memastikan apakah semua peserta didiknya telah melaksanakan pembelaajran online atau tidak.
2. Sulit Diterapkan Jika Sarana dan Prasarana Tidak Mendukung
Pembelajaran yang dilakukan secara offline dan online harus didukung oleh sarana dan prasana yang tepat.
Dengan begitu, kedua aktivitas pembelajaran tersebut tidak akan mengalami hambatan.
Jika sarana dan prasarana kurang mendukung, maka akan menghilangkan esensi dari model pembelajaran ini.
3. Tidak Meratanya Fasilitas yang Dimiliki Peserta
Hal ini berkaitan dengan fasilitas pembelajaran online yang berhubungan dengan alat elektronik seperti komputer, smartphone, maupun jaringan internet.
Jika fasilitas tersebut tidak memadai, maka pembelajaran secara online akan terkendala dan terhambat.
Baca Juga: Model Pembelajaran Discovery Learning
Yang Harus Dipersiapkan dalam Blended Learning
Dalam kegiatan pembelajaran model blended learning, guru harus memiliki persiapan sebagai berikut:
1. Mampu Menggunakan dan Memanfaatkan Teknologi
Hal utama yang yang harus dikuasai oleh seorang guru jika ingin menggunakan model pembelajaran ini adalah tahu bagaimana cara menggunakan teknologi.
Hal tersebut berkaitan dengan media teknologi sebagai media utama dan akan sering digunakan dalam proses pembelajaran.
Penggunaan teknologi akan melibatkan pengetahuan tentang teknologi itu sendiri, mulai dari yang paling basic hingga yang advanced.
2. Membuat Rujukan Belajar
Sebagai guru, kamu dapat membuat sumber belajar berupa website atau blog sebagai acuan informasi bagi peserta didik.
Buatlah sebuah blog atau website sederhana yang kontennya memuat bidang mata pelajaran kamu.
Blog atau website ini dapat kamu gunakan sebagai rujukan utama bagi peserta didik ketika mencari informasi tentang materi ajar yang sedang berlangsung.
3. Mempersiapkan Bentuk Evaluasi Pembelajaran
Persiapkan bentuk evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan model blended learning.
Jika kamu akan melakukan penilaian pembelajaran dengan sistem online, buatlah persiapan secara matang terkait bentuk soal hingga proses upload soal pada sistem online.
Misalnya seperti penggunaan Google Form, Google Classroom, dsbg.
4. Memastikan Kesiapan Peserta Didik
Pastikan semua peserta didik mampu terlibat dalam penerapan model blended learning.
Hal penting yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam penerapan model ini adalah kecakapan dalam menggunakan teknologi serta pemahaman tentang tahapan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Nah, itulah penjelasan mengenai blended learning, mulai dari pengertian, tahapan, persiapan, serta kelebihan dan kekurangannya.
Intinya, model blended learning bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik dengan menggabungkan pembelajaran tradisional dan pembelajaran online.
Oleh karena itu, baik guru maupun pesera didik harus sama-sama memahami bagaimana proses blended learning berlangsung, khususnya dalam hal penggunaan teknologi.
Sekian, semoga bermanfaat.