Etika profesi adalah sekumpulan aturan atau panduan dalam bertindak untuk menciptakan profesionalisme dalam bekerja.
Etika profesi dapat memudahkan seseorang melakukan tindakan dan mengambil keputusan secara profesional, serta menjunjung tinggi nilai moral.
Dengan adanya etika profesi, akan tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif.
Nah, di sini, kamu bisa mempelajari beberapa hal tentang etika profesi, yang meliputi:
- Prinsip Etika Profesi
- Manfaat Etika Profesi
- Contoh Etika Profesi, dan
- Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi
Langsung saja, simak pembahasannya berikut ini.
Prinsip Etika Profesi
Pada dasarnya prinsip etika profesi akan melandasi semua kode etik di berbagai bidang profesi.
Meskipun kode etik di setiap profesi memiliki perbedaan, namun ada beberapa prinsip yang bersifat universal.
Nah, etika profesi yang universal tersebut dapat berlaku pada semua bidang profesi yang ada.
Prinsip etika profesi yang bersifat universal ini meliputi:
- Kejujuran
- Kepercayaan
- Kesetiaan
- Sikap menghargai orang lain
- Taat terhadap hukum
- Berperilaku baik
- Menghindari hal-hal yang dapat membahayakan orang lain, serta
- Memiliki akuntabilitas yang baik
Manfaat Etika Profesi
Etika profesi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.
1. Untuk Publik
Berbagai profesi yang ada tentu tak lepas dari tujuan “memberikan pelayanan terbaik kepada publik”.
Dengan adanya aturan yang jelas, maka kualitas pelayanan yang diberikan akan selalu terjaga dan kepuasan publik selalu dapat terpenuhi.
Lebih dari itu, kepercayaan publik terkait suatu profesi juga akan meningkat.
2. Untuk Klien
Setiap aspek dalam kehidupan ini tentu saling berkaitan.
Oleh karena itu, dalam suatu profesi, kerja sama merupakan kunci utama yang dibutuhkan dan harus selalu dijaga.
Klien dan pihak lain akan dapat berinteraksi dengan tenang dan merasa aman dengan adanya etika profesi yang selalu dipegang teguh.
Hal tersebut dapat mewujudkan transparansi dan kepastian dalam kerja sama yang dilakukan.
3. Untuk Anggota
Setiap orang dalam suatu profesi akan merasa nyaman dalam bertindak karena adanya etika profesi dan kode etik.
Aturan yang ada dapat digunakan oleh anggota profesi sebagai landasan dalam bertindak dan mengambil keputusan.
Dengan demikian, keputusan yang diambil dalam memecahkan suatu masalah dapat dipertanggungjawabkan secara profesional.
Contoh Etika Profesi
Berikut adalah beberapa contoh etika profesi dalam bidang akuntansi, hukum, dan teknologi informasi.
1. Bidang Akuntansi
Sebagai profesi yang memiliki peran penting dalam bidang ekonomi, perkembangan profesi akuntan harus dibarengi dengan kode etik agar terjaga mutu dan kepercayaan terhadap jasa profesi ini.
Dalam keputusan yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), terdapat prinsip-prinsip yang harus senantiasa melekat pada diri seorang akuntan.
Prinsip tersebut di antaranya adalah:
- Tanggung jawab profesi
- Kepentingan publik
- Integritas
- Obyektivitas
- Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
- Kerahasiaan, dan
- Perilaku Profesional
Selain untuk menjaga kualitas pelayanan, prinsip tersebut juga memiliki peran penting untuk meminimalisir atau menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan saat seorang akuntan menjalankan tugasnya.
2. Bidang Hukum
Etika profesi di bidang hukum ada bermacam-macam.
Etika profesi di bidang ini akan berkaitan erat dengan kode etik advokat hukum dan sebagainya.
Namun, jika disimpulkan, terdapat 4 prinsip penting dalam etika profesi hukum, yaitu:
- Prinsip Tanggung Jawab: dalam menjalankan profesinya, seseorang harus selalu bertanggung jawab atas segala tindakan dan akibatnya.
- Prinsip Keadilan: seorang yang berprofesi di bidang hukum harus selalu dapat bersikap adil dan tidak merugikan orang lain.
- Prinsip Otonomi: pengemban profesi diberi kebebasan dan keleluasaan dalam menjalankan profesinya, selama tidak melanggar kode etik, hukum, atau norma yang berlaku.
- Prinsip Integritas Moral: seorang yang berprofesi di bidang hukum harus selalu berlandaskan atas moral saat menjalankan profesinya.
3. Bidang Teknologi Informasi
Di zaman serba teknologi sepeti sekarang ini, sangat dibutuhkan adanya etika profesi dalam bidang teknologi informasi.
Salah satu contoh etika profesi di bidang TIK bisa ditemukan pada kasus jual beli online.
Transaksi yang terjadi pada pasar online harus memiliki aturan yang jelas untuk ditaati oleh penggunanya, baik penjual maupun pembeli.
Seluruh pemilik bisnis yang memanfaatkan fasilitas teknologi informasi, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab harus menjalankan semua kegiatan sesuai moral dan etika profesi yang dijunjung.
Hal ini akan memberikan rasa aman kepada pengguna platform atau layanan jual beli online, baik bagi penjual maupun pembeli.
Para pemilik bisnis online harus menjunjung tinggi etika profesi seperti:
- Memberikan informasi yang benar sesuai dengan barang atau jasa yang ditawarkan.
- Memberikan pelayanan transaksi jual beli yang transparan, serta
- Bertanggung jawab dan memastikan pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Jika kode etik profesi dalam bidang ini tidak dijunjung dengan penuh rasa tanggung jawab, maka akan terjadi banyak pelanggaran moral berupa penipuan atau cybercrime, sehingga akan menurunkan tingkat kepercayaan pengguna layanan tersebut.
Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi
Berikut adalah beberapa contoh kasus pelanggaran etika profesi di bidang akuntansi dan teknologi informasi yang bisa kamu jadikan sebagai referensi.
Kasus Pelanggaran Etika Profesi Bidang Akuntansi
Dalam menjalankan sebuah kegiatan usaha, suatu lembaga memiliki kewenangan untuk menyusun laporan keuangan dan memilih auditor eksternal untuk melakukan proses audit terhadap laporan keuangan tersebut agar terjadi transparansi.
Namun, transparansi serta kejujuran dalam pengelolaan keuangan lembaga belum sepenuhnya dilaksanakan oleh PT KAI.
Mengutip dari Tempo.co, dalam laporan kinerja periode tahun 2005, PT KAI mengumumkan bahwa telah meraih keuntungan sebesar Rp 6,9 miliar.
Padahal, jika dicermati, sebenarnya PT KAI harusnya dinyatakan merugi sebesar Rp 63 miliar.
Hal ini berkaitan dengan pelanggaran kode etik profesi seorang akuntan.
Auditor eksternal yang dipercaya oleh lembaga tersebut seharusnya benar-benar memiliki integritas serta dalam prosesnya harus terlaksana berdasarkan kaidah-kaidah yang diakui validitasnya, dalam hal ini PSAK dan SPAP.
Pelanggaran kode etik profesi seperti pada kasus di atas tentu memberikan kerugian bagi lembaga maupun masyarakat secara luas.
Oleh karena itu, contoh kasus seperti di atas bisa dijadikan pelajaran bagi seorang akuntan.
Kasus Pelanggaran Etika Profesi Bidang Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat telah menyentuh dunia perekonomian.
Dengan adanya internet, transaksi perdagangan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
Namun, dalam praktiknya e-commerce memberikan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen, permasalahan kontrak transaksi, permasalahan pajak, hingga kasus pemalsuan tanda tangan digital.
Permasalahan yang muncul dalam dunia e-commerce merupakan dampak nyata dari tidak dijunjungnya etika profesi dalam bidang teknologi informasi.
Tidak sedikit orang yang mengalami penipuan dalam proses transaksi jual beli, sehingga memberikan kerugian materil maupun non materil.
Pelanggaran etika profesi seperti yang dijelaskan di atas sudah semestinya dihindari oleh siapapun.
Sebab, pelanggaran etika profesi akan memberikan kerugian yang nyata bagi individu atau masyarakat yang menjadi korban.
Baca Juga: Mengenal Apa itu Komunikasi Massa
Nah, itulah penjelasan tentang apa itu etika profesi, mengapa penting untuk diterapkan, serta berbagai contoh etika profesi di beberapa bidang.
Setiap bidang tentu memiliki etika profesi yang berbeda-beda.
Namun, pada akhirnya, tujuan dari adanya etika profesi tetaplah sama, yaitu menciptakan profesionalisme dalam bekerja.
Sekian, semoga bermanfaat.