Dalam dunia bisnis, hubungan antara pemilik usaha dengan klien merupakan interaksi yang tidak bisa dikesampingkan.
Para pengusaha tidak dapat bekerja sendiri tanpa hubungan kerja sama dengan pihak lain.
Oleh karena itu, dalam menjalin hubungan yang kondusif dengan pihak lain, dibutuhkan sebuah etika yang harus diterapkan, yang disebut sebagai etika bisnis.
Apa sih etika bisnis itu?
Bagaimana contohnya?
Selengkapnya, simak penjelasan tentang etika bisnis berikut ini.
Daftar Isi:
Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis adalah tata cara bertindak dalam kegiatan bisnis yang mencakup aspek perusahaan, industri, individu, serta masyarakat dengan berlandaskan norma yang berlaku.
Dalam hal ini, etika bisnis sangat penting dimiliki setiap pebisnis karena mengandung nilai moralitas yang tinggi.
Setiap pebisnis harus menjalankan etika bisnis untuk membangun hubungan adil dan sehat bersama mitra kerja, masyarakat, dan pemilik saham atau investor.
Etika bisnis dapat dikatakan sebagai standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum.
Oleh sebab itu, etika bisnis memiliki posisi krusial sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha.
Karena sejatinya, menjalankan sebuah bisnis tidak hanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, namun juga dapat mencapainya dengan cara yang benar dan bermoral.
Baca Juga: Mengenal Etika Profesi
Prinsip Etika Bisnis
Prinsip Secara Umum
1. Rasa Tanggung Jawab
Berkaitan dengan kegiatan bisnis, tanggung jawab di sini berarti setiap pebisnis harus memiliki komitmen untuk menciptakan kemakmuran kepada semua lapisan masyarakat.
Tidak hanya mencakup lingkup operasional perusahaan, pemegang saham atau pemangku kebijakan, tetapi juga seluruh aspek dalam dunia bisnis, termasuk lingkungan.
2. Adanya Rasa Saling Percaya
Setiap pelaku bisnis juga mengembangkan rasa saling percaya.
Hal ini akan membantu terjalinnya kerja sama dengan klien.
Jika setiap pengusaha dan klien saling mematuhi perjanjian dan aturan yang telah disepakati, maka kegiatan usaha akan berjalan dengan lancar dan bisa memperoleh hasil yang maksimal.
3. Menghargai Lingkungan
Prinsip etika bisnis ini berkaitan dengan lingkungan di mana usaha tersebut berdiri.
Pebisnis memiliki tanggung jawab dalam menjaga keberlanjutan dan kelestarian sumber daya yang ada di lingkungan tersebut.
Prinsip Menurut Para Ahli
Sonny Keraf (1998), mengemukakan 5 prinsip etika bisnis sebagai berikut.
1. Prinsip Kejujuran
Prinsip ini mengutamakan kepatuhan dalam berkomitmen dan menepati perjanjian sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
Dalam prinsip ini, seorang pebisnis harus bertindak sesuai dengan apa yang dipikirkan dan diucapkan.
2. Prinsip Otonomi
Prinsip ini memandang bahwa setiap pelaku bisnis harus berpegang teguh pada kemandirian, tanggung jawab, serta kebebasan.
Seseorang dengan prinsip otonomi akan bertindak secara mandiri sesuai kemampuan yang dimiliki, bukan karena tekanan atau ketergantungan terhadap orang lain.
3. Prinsip Saling Menguntungkan
Menciptakan suatu hubungan kerja sama bisnis tentu bertujuan untuk mencapai keuntungan setinggi-tingginya.
Dalam hal ini, para pebisnis dalam mengambil keputusan dan bertindak harus mengupayakan semua pihak dapat merasakan keuntungan tanpa ada yang merasa dirugikan.
4. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan wajib dijunjung tinggi oleh seorang pebisnis.
Dalam melakukan kerja sama bisnis, semua pihak harus diperlakukan secara adil dan tidak membedakan siapa mereka dan seperti apa latar belakangnya.
5. Prinsip Integritas Moral
Kunci utama dalam berbisnis adalah melakukan kerja sama tanpa merugikan orang lain.
Prinsip ini berdasarkan kesadaran bahwa setiap individu harus dihormati.
Tindakan dalam berbisnis pun tidak boleh merugikan orang lain dengan alasan apa pun.
Pelajari Juga Tentang: Komunikasi Bisnis
Teori Etika Bisnis
1. Deontologi
Teori deontologi atau teori kewajiban menekankan kepada semua manusia untuk bertindak dengan baik dan benar.
Sebuah tindakan dapat dikatakan baik atau bermoral ketika hal itu memang baik, bukan karena suatu tujuan atau akibat tertentu.
2. Teologi
Dalam teori teologi, tindakan seseorang dinilai baik atau buruknya berdasarkan tujuan yang ingin dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan.
Apabila tindakan yang dilakukan bermanfaat bagi orang lain, maka tindakan tersebut dapat dinilai baik.
Prinsip penilaian tindakan ini terlepas dari cara apa yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut.
3. Utilitarisme
Berdasarkan teori utilitarisme, tindakan yang benar berdasarkan nilai moral adalah tindakan yang bermanfaat.
Sebuah tindakan yang diambil oleh seseorang dapat dinilai bermanfaat ketika tindakan tersebut membawa dampak baik, misalnya dengan adanya keuntungan yang diterima oleh orang lain.
Baca Juga: Mengenal Apa itu Komunikasi Massa
Contoh Kasus Etika Bisnis
1. PT Garuda Indonesia
Mengutip dari Okezone, PT Garuda Indonesia sebagai salah satu perusahaan ternama BUMN di bidang transportasi, dalam perjalanan bisnisnya pernah terjerat kasus pelanggaran etika bisnis.
Pada tahun 2018, PT Garuda Indonesia melakukan pelanggaran etika bisnis dengan memanipulasi laporan keuangannya.
Awalnya, kasus ini ditemukan pada status plat merah saham PT Garuda Indonesia yang berada pada peringkat dasar dalam Bursa Efek Indonesia.
Temuan tersebut menjelaskan bahwa saham PT Garuda Indonesia menjadi ‘saham gorengan’ dengan kualitas tidak baik dan hanya sebagai mainan kalangan trader bursa.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian BUMN mengumumkan bahwa telah terjadi rekayasa laporan keuangan di dalam PT Garuda Indonesia.
Dari peristiwa tersebut, akuntan publik dan kantor akuntan publik auditor laporan keuangan PT Garuda Indonesia mendapatkan sanksi karena terbukti bersalah.
2. PT Tirta Freshindo Jaya
Anak dari perusahan PT Mayora Indah Tbk. ini pernah melakukan pelanggaran etika bisnis pada tahun 2017.
Mengutip dari Tirto, kasus ini bermula dari pembangunan gudang di wilayah Serang dan Pandeglang.
Sebelumnya, PT Tirta Freshindo Jaya telah mengantongi izin pembangunan dari dinas terkait.
Namun seiring berjalannya waktu, PT Tirta Freshindo Jaya yang semula berencana membangun gudang, justru berencana membuat pabrik pembuatan minuman kemasan.
Hal tersebut telah menyimpang dari kesepakatan sebelumnya.
Di lain pihak, masyarakat juga diresahkan dengan kegiatan pengambilan sumber-sumber mata air yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan warga sekitar.
Kasus pelanggaran etika bisnis ini juga berakibat pada rusaknya kenyamanan dan kelestarian lingkungan sekitar.
Pengambilan sumber air yang tidak terkendali menyebabkan dampak lingkungan yang nyata.
Hal ini tentu masuk dalam eksploitasi dan pelanggaran etika bisnis.
3. Uber Technologies Inc
Perusahan asing yang bergerak dalam teknologi jasa transportasi ini mengalami satu kasus pelanggaran etika bisnis terkait lokasi bisnisnya di Indonesia.
Mengutip dari Tirto, pada tahun 2016, salah satu karyawan perusahaan ini menyogok seorang polisi lokal agar memberikan izin untuk bisa beroperasi di luar zona bisnis.
Mengetahui hal tersebut, pihak kepolisian langsung menindaklanjuti kasus pelanggaran tersebut dengan menyelediki siapa saja pihak yang patut dikenakan sanksi hukuman.
Melalui proses penyelidikan, kepolisian mendapati bahwa CEO Uber Technologi Inc Cabang Indonesia juga turut andil dalam pelanggaran etika bisnis.
CEO tersebut telah memberikan persetujuan laporan administrasi terkait pengeluaran suap yang dilakukan pegawainya.
Dalam penyelesaiannya, pihak pusat Uber Technologi Inc secara langsung menyampaikan permintaan maaf kepada Menteri Perhubungan (pada saat itu) serta kepolisian setempat.
Industri jasa transportasi ini juga langsung mengambil tindakan pemecatan karyawan dan CEO tersebut sebagai konsekuensi telah melakukan pelanggaran etika bisnis.
Nah, itulah penjelasan mengenai etika bisnis, mulai dari pengertian, prinsip, teori, serta contoh kasusnya.
Dengan menerapkan etika bisnis, diharapkan seseorang dapat menjalin hubungan kerja sama yang lebih baik dengan orang lain.
Jika ada pertanyaan terkait materi etika bisnis, kamu bisa bertanya melalui kolom komentar di bawah ini.
Sekian, semoga bermanfaat.